Kebiasaan "Hidup Sehat" yang Perlu Diubah
KOMPAS.com — Kita sudah sekuat tenaga menerapkan pola hidup sehat. Memilih makanan bernutrisi, alih-alih makanan cepat saji. Berolahraga secara rutin ketimbang sesuka hati. Dan, selalu ingat menyediakan waktu untuk bersenang-senang demi menjaga kesehatan mental. Seharusnya, tubuh terasa bugar dan nyaman. Jauh dari bibit penyakit sehingga tak ada lagi "jadwal rutin" berobat ke dokter.
Namun, kenyataan berkata lain. Setidaknya sebulan sekali kita pasti terkena flu. Terkadang, kita juga mudah mengantuk dan lelah saat di kantor. Yang lebih menyebalkan, upaya menurunkan berat badan seolah tak menampakkan hasil. Padahal, kita sudah berlatih kardio hampir setiap hari!
Merasa gagal? Jangan! Lebih baik cari tahu dulu, apakah semua yang kita anggap sehat itu memang benar sehat. Mungkin ada beberapa kebiasaan yang harus diubah.
Berolahraga teratur
Tapi kita... menghindari latihan angkat beban
Banyak wanita menganggap latihan angkat beban lebih ditujukan bagi pria. Sebab, hasilnya membuat badan mereka tampak besar dan berotot. Para wanita mungkin berpikir, tampilan seperti itu membuat mereka terlihat lebih seperti atlet angkat beban, alih-alih cantik.
Persepsi seperti itu sebenarnya salah. Berlatih angkat beban tak hanya dapat membuat badan jadi lebih berotot. Martica Heaner, PhD, MA, MEd, pelatih kebugaran dan ahli nutrisi di Manhattan, mengatakan, latihan ini juga penting untuk membantu membakar kalori, serta menjaga kepadatan mineral tulang. Riset terbaru bahkan menyebutkan, latihan angkat beban yang terukur mampu meningkatkan kekuatan otot, ketahanan tubuh, kelenturan gerak pada pasien penyakit jantung. Fakta ini merupakan hasil studi terbaru oleh The American Heart Association dan dipublikasikan di jurnal Circulation.
Yang semestinya dilakukan:
Kombinasikan berbagai jenis latihan. Heaner bilang, kita bisa membakar kalori lebih banyak bila menggabungkan latihan kardio dan angkat beban, terutama gerakan yang berfokus pada tubuh bagian bawah, seperti squats dan lunges. Berkonsultasilah pada dokter olahraga atau instruktur kebugaran mengenai kadar latihan yang sesuai kebutuhan kita.
Rajin makan salad
Tapi kita... menyantapnya di restoran cepat saji
Banyak menyantap sayuran segar memang bisa membantu kita menjaga berat badan. Selain itu, kandungan gizi dan antioksidannya juga lebih melimpah dibanding makanan yang dimasak. Namun, bukan berarti semua salad lebih banyak nilai positifnya ketimbang nilai negatifnya. Terutama, salad yang dijual di restoran cepat saji.
Pertama, jenis sayuran dalam seporsi salad itu tak banyak macamnya. Kedua, kita tak tahu berapa lama sayuran itu telah disimpan sebelum disajikan. "Potongan sayur dan buah yang disimpan lebih dari 24 jam di tempat yang tak berpendingin akan berkurang kandungan vitamin dan mineralnya," kata Dr Tjandaningrum, MGizi, dari RS Sumber Waras. Ketiga, salad yang dijual di restoran cepat saji biasanya dilengkapi dressing yang berkalori tinggi, seperti mayones atau keju. Padahal, National Library of Medicine menyatakan, salad bisa dibilang sehat bila tidak ditambahi mayones, saus, atau bumbu apa pun.
Yang semestinya dilakukan:
Bikin salad sendiri, menggunakan sayuran atau buah yang masih segar. Ini untuk memastikan kandungan gizinya masih tersedia. Pilih jenis sayuran berwarna lebih gelap karena berarti kandungan antioksidannya lebih tinggi. Misalnya, bayam, brokoli, wortel, bit, mentimun, plus kacang-kacangan. Variasikan juga jenis sayuran dalam seporsi salad agar nutrisi yang kita konsumsi lebih maksimal. Untuk memperkaya rasa, tambahkan potongan tahu, serta salmon atau ayam.
Sumber : www.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar